Expand from https://whatsapp.com/channel/0029VaFP6LdHLHQXzU8q7D1n/2807

🧠 Penjelasan Ilmiah Sedikit-Sedikit Tapi Ngena:

  1. Attachment Theory (Teori Kelekatan)
    Dalam psikologi, ada yang namanya attachment theory — teori ini ngomongin soal bagaimana kita membentuk hubungan emosional dengan orang lain. Kalau kamu udah nyaman dan merasa aman sama seseorang (kayak Dila), otak kamu bisa nganggep dia sebagai semacam “tempat berlindung” atau secure base.
    ➤ Jadi pas kamu nggak bisa komunikasi sama dia, otakmu ngerasa “zona amannya” hilang, dan muncullah respon stres 😞.

  2. Oksitosin & Dopamin
    Saat ngobrol atau berinteraksi sama orang yang kita sayangi, tubuh kita bisa ngeluarin hormon kayak oksitosin (hormon cinta & kepercayaan) dan dopamin (hormon kebahagiaan).
    ➤ Nah, kalau kamu kurang komunikasi, otomatis produksi hormon ini bisa menurun, dan hasilnya ya... kamu jadi lebih gampang down atau emosional 😓.

  3. Co-Regulation Emosional
    Dalam hubungan yang sehat, dua orang bisa saling bantu buat ngatur emosi satu sama lain. Ini disebut co-regulation. Jadi misalnya, kamu lagi stres tapi setelah ngobrol sama Dila, hati kamu jadi lebih adem.
    ➤ Saat kamu gak bisa ngobrol sama dia, kamu kehilangan fungsi "penenang alami" itu, dan efeknya bisa bikin kamu lebih labil dari biasanya 😵‍💫.


📚 Ada Penelitian Gak sih?

Yup! Beberapa penelitian psikologi & neuroscience nunjukin bahwa:

  • Hubungan yang dekat bisa bantu seseorang mengelola stres lebih baik (Source: Social buffering of stress by Taylor, 2006).

  • Kurangnya komunikasi dalam hubungan dekat bisa menyebabkan lonjakan kecemasan dan depresi (Source: Romantic relationships and well-being by Robles & Kiecolt-Glaser, 2003).